Kamis, 24 Desember 2015

ANALISA MANAJEMEN GRAB BIKE

ANALISA MANAJEMEN

GRAB BIKE




OLEH :
1.     Dwi Riyadi
2.     Dalfario Andreyosman
3.     Eka Wahyu Andayani
4.     Ivana Yovita
5.     Merry Amelia

PENDIDIKAN TATA NIAGA A




KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan menyelasaikan makalah yang berjudul “Analisa Manajemen GrabBike” . Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis ojek online serta manfaatnya bagi khalayak umum.
Kami menyadari adanya hambatan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang mendukung dan membantu sebelumnya. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Jakarta, 8 Desember 2015

Penyusun










DAFTAR ISI


Kata Pengantar....................................................................................................................        1
Daftar Isi.............................................................................................................................        2
BAB I (PENDAHULUAN)
Latar Belakang........................................................................................................        3
Rumusan Masalah....................................................................................................        3
Tujuan Penulisan......................................................................................................        4
Manfaat Penulisan...................................................................................................        4

BAB II (ISI)
Sejarah Perusahaan Grab Taxi.................................................................................        5
Sosialisasi Grab Bike di Indonesia..........................................................................        5
Sistem Perekrutan....................................................................................................        6
Pelayanan Grab Bike...............................................................................................        7
Sistem Gaji dan Bonus............................................................................................        8
Pengalaman Pengguna Grab Bike...........................................................................        8
Persaingan di Pasar Lokal........................................................................................        8
Konflik Grabbike dengan Ojek Pangkalan..............................................................        9
Grabbike VS Gojek.................................................................................................      10

BAB III (PENUTUP)
Kesimpulan..............................................................................................................      11
Saran........................................................................................................................      11


Daftar Pustaka.....................................................................................................................      12




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sebuah bisnis yang bisa dijalankan secara online. Pada masa sekarang, perkembangan bisnis online sangat fanatik.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan-iklan yang ada di internet baik dari Indonesia maupun di luar negeri sana. Seolah-olah bisnis online telah menjamur dikalangan masyarakat di dunia. Baik perusahaan yang besar, perusahaan menengah, ataupun yang home industri. Mereka berlomba-lomba untuk melakukan bisnis online di internet, sebab bisnis online dapat menekan biaya promosi yang mahal. Jadi bisnis online dapat memberi untung yang besar terhadap kita yang menjalankan bisnis tersebut asalkan kita serius dan menjalankan bisnis tersebut dengan benar.
Salah satu bidang usaha adalah jasa. Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunya banyak arti, dari mulai pelayanan pribadi sampai jasa sebagai suatu produk. (Rambat Lupiyoadi:2013). Sebenarnya bangyak pakar mengemukakan mengenai apaitu jasa, seperti yang dikemukakan oleh kotler (2004) dalam Rambat Lupianto (2013) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan dan kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Teknologi transportasi merupakan satu dari sedikit sektor usaha jasa dimana lalu lintas di jalan sama pentingnya dengan lalu lintas di dunia maya. Jakarta sendiri memiliki kondisi kemacetan terparah di dunia. Bagi kebanyakan pihak, masalah ini sering diabaikan. Namun ada beberapa pihak yang melihat masalah ini sebagai solusi bisnis menjanjikan.
Bagaimanapun, karena ranah transportasi Indonesia menampilkan salah satu peluang terbesar di Asia Tenggara, GrabBike tidak dapat secara mudah memenangkan pasar ini tanpa menghadapi banyak rintangan. Khususnya di Jakarta, salah satu tantangannya datang dari pesaing lokal Go-Jek yang mendapat julukan “Uber untuk sepeda motor”.
Go-Jek dan Grabbike lahir karena perkembangan teknologi sehingga sulit rasanya menolak kehadiran mereka, bagi para tukang ojek di pangkalan kiranya perlu berpikir lebih cerdas, meskipun segmen pasar berbeda, tetapi bagaimana memanfaatkan teknologi sehingga memiliki kesempatan yang sama dalam mencari penumpang.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat kami simpulkan dari fenomena ojek online antara lain :
1.      Sejarah ojek online khususnya Grabbike dari perusahaan Grab Taxi ?
2.      Bagaimana sosialisasi Grabbike di Indononesia ?
3.      Bagaimana manajemen yang ada di perusahaan Grab Taxi ?
4.      Apa saja konflik yang muncul dari persaingan dengan ojek pangkalan dan pesaing “Gojek” ?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui sejarah ojek online khususnya Grabbike dari perusahaan Grab Taxi
2.      Memahami sosialisasi Grabbike di Indononesia
3.      Bagaimana manajemen yang ada di perusahaan Grab Taxi ?
4.      Mengetahui  konflik yang muncul dari persaingan dengan ojek pangkalan dan pesaing “Gojek”

D.    Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini kami dapat mengetahi lebih jauh bagaimana bisnis online itu berjalan khususnya pada perusahaan jasa dan dapat mengambil keuntungan yang menjanjikan.
















BAB II
ISI

A.    Sejarah Perusahaan Grab Taxi
GrabTaxi diciptakan di Malaysia oleh lulusan MBA Harvard Business School, Anthony Tan. Sebelum memulai perusahaan ini pada 2012, Anthony bekerja sebagai kepalamarketing di perusahaan keluarganya, Tan Chong & Sons Motor Company. Perusahaan ini dikenal menangani waralaba Nissan dan Subaru, dan mewakili Changan Automobile di Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari perusahaan di Hong Kong, Tan Chong International. Tan Chong & Sons Motor melayani penjualan mobil, namun tidak untuk motor. Usaha tersebut juga melayani perbaikan dan servis mobil.
Di akhir Mei, startup unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta. GrabTaxi menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan layanan ini. Seperti yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan, pengguna dapat mencoba layanan ini secara gratis selama hampir dua minggu. GrabBike melaporkan telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu pertama peluncurannya.
Banyak orang bisa saja berpendapat bahwa Anthony memang terlahir sebagai anak konglomerat karena perusahaan keluarganya tersebut. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa Anthony membangun GrabTaxi tanpa adanya campur tangan dari bisnis keluarganya. Ia hanya mendapat bantuan dana dari sang ibu. Di ranah startup transportasi Indonesia, kekuatan Anthony terletak pada sumber daya dan infrastruktur GrabTaxi. Namun ia belum familier dengan kondisi pasar lokal.






B.     Sosialisasi Grab Bike di Indonesia
Sosialiasi yang dilakukanolehpihakgrabbikeyaitu penjelasan dan pendekatan lisan bahwa Grabbike hadir bukan sebagai pesaing para ojek pangkalan, melainkan untuk merangkul ojek pangkalan agar bisa bergabung di Grabbike dan menikmati rangkaian keuntungan yang bisa didapatkan selama mengemban karier menjadi driver Grabbike.Lewat proses sosialisasi tersebut, memang tidak sedikit ojek pangkalan yang mengubah pikiran mereka untuk bergabung dengan Grabbike.
C.    Sistem Perekrutan
Grabbike merupakan ojek online yang bisa dipesan melalui smartphone. Kali ini Grabbike akan membuka pendaftaran skala besar pada tanggal 1 September 2015.Layanan transportasi sepeda motor GrabBike hari ini (12/8) secara resmi melakukan proses perekrutan massal bertajuk GrabBike Kingdom untuk armadanya. GrabBike menggelar walk-in registration bagi para calon driver yang ingin terdaftar. Pihak GrabBike mencatat sekitar 3500 calon driver yang telah melakukan pendataan, dan 5000 lainnya yang melakukan walk-in registration.
Sebanyak lebih dari tiga ribu calon driver yang hadir melakukan serangkaian tahap seleksi dengan menerapkan sistem standarisasi penerimaan. Seleksi tahap pertama terdiri dari dari uji kelayakan kendaraan, pemenuhan detil informasi pribadi, dan pembagian smartphone. Seleksi tahap kedua melingkupi penggunaan aplikasi dan smartphone dengan lebih komprehensif. Tahap akhir ialah pelatihan dan penyuluhan berkendara aman dan prosedur antar-jemput lainnya yang ditandai dengan penyerahan atribut sebagai tanda resminya driver tergabung dalam keluarga besar GrabBike.
Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, GrabBike memiliki komitmen untuk menciptakan layanan transportasi ojek yang aman dan efisien di tanah air. dan kami menyambut siapa saja yang ingin menjadi bagian keluarga GrabBike. Oleh karena itu kami selalu menerapkan standar pada layanan kami, di mana melalui proses penerimaan ini kami dapat menyaring para calon pengendara dan memberi mereka pelatihan yang memadai.
Driver yang telah mengikuti seleksi dapat langsung menerima pemesanan hari ini juga, sementara lima ribu calon driver lainnya yang melakukan walk-in registration perlu menunggu beberapa minggu lagi.
Menurut Kiki, waktu tersebut dibutuhkan bagi pihaknya untuk melakukan pendataan latar belakang dan kelayakan untuk mengikuti tahap selanjutnya. Selain kendaraan pribadi, Surat Izin Mengemudi (SIM) dinyatakan sebagai syarat utama yang tak dapat dinegosiasi. Pihaknya juga menerapkan batas usia maksimal pelamar yakni berumur 50 tahun. Berumur di atas itu akan ada serangkaian tes medis untuk membuktikan kesehatan driver mereka.
Dengan amunisi baru ini, GrabBike berusaha segera menguasai pasar transportasi di Ibukota. Sementara kompetitornya memiliki berbagai macam layanan, GrabBike mengambil momentum ini berusaha menjadi layanan transportasi berbasis sepeda motor yang terbaik di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun persyaratan - persyaratannya yang harus dipenuhu sebagai berikut:
  • KTP dan Fotocopy (JABODETABEK)
  • SIM C dan Fotocopy
  • Umur maksimal untuk menjadi driver grabbike 50 tahun
  • Siapkan Materai Rp. 6000 cukup 1 lembar
  • Uang Rp. 100.000,-
  • Motor dengan kondisi prima
  • Mampu membawa penumpang di sekitar Jabodetabek
  • Mengenal jalan JABODETABEK ( merupakan option karena nanti akan dibekali smartphone bisa menggunakan GPS googlemap)
  • Skck asli dan fotocopy harus di bawa untuk ditunjukkan kepada staf grabbike.
  • Bagi yang berumur 50 tahun keatas diusahakan membawa surat keterangan sehat dari dokter.
  • Pada saat pengambilan atribut motor dan kelengkapan wajib standar.
Memberikan Jaminan pilih salah satu bisa berupa:
  • Kartu keluarga
  • Ijasah
  • Bpkb
  • Buku nikah
D.    Pelayanan Grab Bike






Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan.
Mengenai keamanan pelanggan dibenarkan salah seorang staff GrabBike yang tak ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan, GrabBike punya sistem yang ketat untuk mengawasi drivernya. Bahkan, GrabBike tak segan memberikan sanksi kepada driver yang ugal-ugalan.
Jika dilihat dari komunikasi antar muka aplikasi GrabBike di ponsel pintar, pelanggan diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kritik dan saran bagi drivernya. Tak hanya itu, nama driver, nomer handphone serta plat kendaraan yang dimiliki pun terpampang jelas.
Pelanggan bisa melaporkan driver ketika ia mendapatkan perlakuan tak enak. "Pasti langsung hari itu juga dipanggil dan diproses," tutupnya.
E.     Sistem Gaji dan Bonus
Sistem bagi hasil di grabbike adalah 90% untuk driver dan 10% untuk perusahaan. Serta bonus setiap kali mengantar / order penumpang serta bonus akan diberikan minimal jika mendapat 10 Order / penumpang.
F.     Pengalaman Pengguna Grab Bike
Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna, dan cukup akurat.
Layanan aplikasi GrabBike ternyata primadona bagi kaum Hawa, khususnya bagi mereka pekerja kantoran. Layanan jasa ini dinilai memberikan keamanan yang terjamin.
"Data dari kantor lebih banyak perempuan. Hampir 60 persen lebih perempuan yang naik GrabBike. Biasanya saya dapat penumpang habis pulang kantor malam," kata salah satu driver GrabBike.
Kaum wanita memilih layanan karena sistem keamanan terjamin. Tiap data driver sudah disimpan di kantor. Bahkan, untuk mengawasi drivernya, GrabBike menahan barang berharga milik driver sebagai jaminan.
Promo yang sedang digencarkan GrabBike menambah permintaan pelanggan. Meski pelanggan membayar murah, namun driver tetap mendapat harga penuh dari kantor.
"Karena murah, cuma Rp 15 ribu sudah bisa kemana-mana.” Jelas salah satu pelanggan.  
G.    Persaingan di Pasar Lokal






Untuk saat ini, adil rasanya mengatakan Go-Jek memiliki poin lebih dibandingkan GrabBike. Go-Jek telah memiliki setidaknya 2.500 armada ojek di Jakarta, dan “ojek jaket hijau” telah familier untuk masyarakat di ibukota. Go-Jek telah lama membangun infrastruktur untuk menyediakan berbagai layanan, termasuk layanan kurir, belanka, dan pengantaran makanan yang disebut Go-Food (yang menjadi pesaing dari FoodPanda). Go-Jek juga telah merambah bisnis ke daerah lain seperti Bandung, Bali, dan Surabaya.
Namun, Anthony Tan dan GrabTaxi miliknya tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan banyaknya dana dan reputasi besar, GrabBike juga berpotensi mengungguli Go-Jek jika mengembangkan teknologi yang lebih bagus, merekrut lebih banyak pengemudi, dan menggencarkan upayamarketing. Semua hal tersebut tentunya bisa dilakukan dengan mudah oleh perusahaan sekelas GrabTaxi. Semuanya tergantung dari seberapa besar Anthony Tan ingin menyaingi Go-Jek di Indonesia
H.    Konflik Grabbike dengan Ojek Pangkalan
Uber di Indonesia juga mengalami masalah. Tapi dalam bulan ini, konflik antara pengemudi aplikasi ojek pesanan seperti Go-Jek dan GrabBike dengan pengemudi ojek pangkalan rasanya jauh lebih panas daripada yang dialami Uber. Sejumlah orang yang mengatas namakan pengemudi ojek bekerja sama, memasang banner, dan menggunakan taktik intimidasi untuk mencegah Go-Jek dan GrabBike masuk ke area tertentu.
Kalibata City, sebuah kompleks apartemen besar di Jakarta Selatan, tampaknya menjadi titik paling panas. Penghuninya yang berjumlah ribuan membuat tempat ini cukup menguntungkan, dan tiap lima gerbang masuk utamanya punya pojokan dengan pengemudi ojek yang nongkrong, siap menunggu penumpang.
Tapi, banner di pohon dan pagar memperlihatkan bahwa Go-Jek dan GrabBike tidak diterima di wilayah ini
Pengemudi ojek di Kalibata City cukup blak-blakan dengan penolakan (atau kebencian) mereka terhadap aplikasi seperti Go-Jek dan GrabBike. Mereka bahkan muncul di koran dan TV, keributan. Satpam berseragam dari kompleks apartemen dan seorang pengemudi ojek berjalan mendekati pengemudi Go-Jek dan mengusirnya.








I.       Grabbike VS Gojek
Baik Go-Jek maupun GrabBike menawarkan in-app user experience yang mirip. Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna, dan cukup akurat.
Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan. Sepertinya aplikasi ini masih butuh perbaikan atau penambahan pengemudi GrabBike. Ketika saya mencoba melakukan pemesanan, aplikasi ini menampilkan sekitar 10 pengemudi di sekitar lokasi saya, namun saya tetap tidak berhasil mendapatkan ojek. Hal ini dapat membuat pengguna jengkel, dan akhirnya lebih memilih langsung mencari ojek terdekat.
Sedangkan Go-Jek, meski masih jauh dari kesempurnaan, membuat pengguna lebih mudah mendapat ojek. Bisa dibilang, dari sepuluh pemesanan yang dilakukan, delapan di antaranya berhasil. Go-Jek tidak menampilkan pilihan untuk memberi tip, mungkin karena memberi tip bukan hal yang umum di Indonesia. Bagaimanapun, jika pengemudi memberikan pelayanan yang memuaskan, tidak tertutup kemungkinan pelanggan akan memberi tip.
Salah satu masalah dari Go-Jek adalah pengenalan fitur peta untuk daerah tujuan. Setiap kali memesan, aplikasi masih sulit menemukan lokasi tujuan. Hal ini terkadang membuat pengguna dan pengemudi bingung, dan sedihnya, tarif pembayaran bisa saja tidak sesuai karena tujuan sebenarnya ternyata lebih jauh atau lebih dekat. Secara keseluruhan, bagaimanapun, sepertinya Go-Jek memiliki keunggulan dari segi user experience di Jakarta.
Namun pada akhirnya tidak ada yang menang ataupun kalah, keduanya “Go-Jek dan Grab Bike” sama-sama menjadi pemenang. Ojek pangkalan akan tersingkir dan cara satu-satunya adalah melakukan perlawanan fisik seperti di Kalibata City dan beberapa kawasan lain yang dengan terang-terangan sudah dibuat papan pengumuman “Go-Jek dan Grab Bike” dilarang masuk. Ibarat seolah-olah persaingan Indomaret dan Alfamaret yang pada akhirnya mereka justru mereka hidup berdampingan memperbesar pasar minimarket yang terimbas adalah toko kelontong di perumahan/perkampungan yang perlahan tutup.






BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Go-Jek, dan Grabbike dinilai merupakan pilihan yang realistis untuk saat ini di tengah perkembangan teknologi yang semakin berkembang serta kemapanan ekonomi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi masyarakat saat ini sangat dimanjakan cukup satu klik di tangan "ojek" pun datang ke rumah, tak perlu pilih waktu, karena layanan sistem online adalah 24 jam.
Go-Jek dan Grabbike sepertinya memberi harapan, baik kepada para penumpang, ataupun bagi para tukang ojek di lapangan. Dengan aplikasinya sistem layanan ojek online telah memberikan harapan bagi para penumpang, para calon pengguna jasa tinggal mengklik pada aplikasi yang telah tersedia.
Demikian pula sebenarnya Sistem Ojek Online (Go-Jek Grabbike) jugamemberikan harapan bagi para tukang ojek di pangkalan. Jika mereka berkemauan merubah pola operasinya, bisa dengan cara bergabung atau menggunakan layanan sejenis atau dengan merubah cakupan wilayahnya. Cara ini di samping menghindari gesekan antar sesama pengojek, namun juga merupakan alternatif cerdas karena jika menggunakan sistem online jumlah penumpang tidak terbatas, berbeda jika mereka hanya pasrah duduk di pangkalan menunggu pelangganan atau komsumen yang tak tahu kapan akan menggunakan jasanya.
B.     Saran
Ojek online merupakan inovasi yang sangat revolusioner, terutama di Indonesia. Penggunaan ojek online membawa perubahan yang cukup besar di Indonesia karena tidak terbatas hanya untuk mengantar orang saja, namun juga makanan dan dokumen.
Namun ternyata masih ada kelemahan dari ojek online berupa perlindungan privasi dari penggunanya. Mungkin memang bukan kesalahan dari aplikasinya, namun dari kualitas sumber daya manusianya yang perlu diperbaiki.Kita tidak ingin ke depannya ojek online dilarang oleh pemerintah karena permasalahan privasi.
Kami berharap Go-jek maupun GrabBike memberikan pelayanan yang lebih baik karena ojek online sangatlah membantu kepentingan banyak orang.


Daftar Pustaka



https://id.techinasia.com/mengapa-ojek-benci-go-jek-dan-grabbike/
http://www.kompasiana.com/ariefnulis/perang-go-jek-vs-grab-bike-siapa-terjungkal_55d36120b27a61c70bd7d32b
http://www.liputan6.com/tag/ojek-pangkalan-vs-ojek-online







BISNIS TOKO RETAIL

BISNIS TOKO RETAIL



OLEH :
1.     EKA WAHYU ANDAYANI
2.     FEBRI SETIAWAN
3.     GERRY NAWAWI
4.     IVANA YOVITA
5.     YURINDA RAMADHANA
PENDIDIKAN TATA NIAGA A
KATA PENGANTAR


            Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat diperkenankan menyelasaikan makalah yang berjudul “Bisnis  Toko Retail” . Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang bisnis retail terhadap strategi perkembangan konsumen khususnya di minimarket dan usaha kecil.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini waktu, saran dan lain-lain. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang mendukung dan membantu sebelumnya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Jakarta, 14 Oktober 2015
Penyusun














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN UTAMA
BAB I (PENDAHULUAN)
·         LATAR BELAKANG
·         MASALAH
·         TUJUAN
·         MANFAAT
BAB II (DESAIN)
·         PENGUMPULAN DATA
·         ANALISIS DATA
·         KRITERIA PENILAIAN
BAB III (HASIL PENELITIAN)
·         INTERPRETASI
·         IMPLIKASI
BAB IV (KESIMPULAN)
DAFTAR PUSTAKA









DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1      ........................................................................................................................
Gambar 1.2      ........................................................................................................................
Gambar 1.3      ........................................................................................................................
Gambar 1.4      ........................................................................................................................
Gambar 1.5      ........................................................................................................................
Gambar 1.6      ........................................................................................................................




















LAPORAN UTAMA

Kami melakukan observasi di 2 toko retail yang berbeda :

1.      Alfamart

Hari : Senin
Tanggal : 12 Oktober 2015
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Jl.Utan Kayu Utara, Jaktim


Gambar 1.1
2.      Warung Kecil

Hari : Senin
Tanggal : 12 Oktober 2015
Pukul : 11.30 WIB
Tempat : Jl.Utan Kayu Utara, Jaktim


                                    Gambar 1.2




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bisnis Retail merupakan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Dalam arti lain bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada pengguna akhir.
Untuk mencapai keberhasilan yang kompetitif, para pelaku pasar harus dapat menawarkan produk, harga, waktu dan tempat yang tepat. Dalam operasionalnya pun dapat membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa dengan menambah nilai produk.
Para pelaku retail harus memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya, cara strategi pengembangannya dan manajemen bisnisnya seperti penetapan harga, fasilitas belanja, pelayanan, diskon dan factor-faktor lain. Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang lengkap tetapi juga mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan tersendiri.
Dengan dibukanya keran perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Retail asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan dana yang “tak terbatas” pun semakin marak. Lalu bagaimana strategi yang efektif dalam mengelola bisnis retail sehingga tak tergerus oleh serbuan retail asing?
Orang-orang yang tertarik untuk memulai sebuah toko retail perlu memastikan bahwa mereka berada dalam posisi untuk benar-benar membuat toko sukses. Hal ini terutama berlaku di zaman ekonomi sulit ketika banyak perusahaan yang berjuang untuk tetap bertahan. Ada banyak hal untuk mempertimbangkan untuk menentukan apakah suatu bisnis akan dapat melakukannya dengan baik sekarang termasuk lokasi dan jenis usaha retail. Namun, pertanyaan yang benar apakah atau tidak bisnis Anda akan melakukannya dengan baik memiliki kurang untuk melakukan dengan toko dan banyak lagi ?

B.     MASALAH
a.       Apakah bisnis retail itu ?
b.      Bagaimana gambaran umum bisnis atau toko ritel itu ?
c.       Apa saja strategi bersaing bisnis retail tersebut ?
d.      Apa perbedaan bisnis retail skala besar dengan skala kecil ?

C.    TUJUAN
Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai Bisnis Retail bagi pembaca agar lebih memahami secara luas. Serta mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan di pasar.

D.    MANFAAT

a.        Sebagai masukan bagi manajemen bisnis retail tentang pemilihan strategi marketing yang digunakan dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.
b.        Sebagai sebuah kajian yang memperkaya pemikiran dan data mengenai bagaimana keberlangsungan sebuah usaha jasa khususnya pada bisnis retail dengan tantangan-tantangan yang mereka hadapi, dalam hal pemasaran.























BAB II
DESAIN

2.1  PENGUMPULAN DATA
      
A.   Lokasi Observasi
Kami melakukan observasi di 2 toko ritel di Alfamart dan Warung Kecil di Jalan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur.
B.   Gambaran Umum Toko
·         Warung Kecil, pertama kali dibuka pada tahun 2000. Letaknya cukup strategis karena dekat jalan raya dan pemukiman warga, jadi warung kecil tersebut sering didatangi para konsumen. Warung ini menjual beberapa produk diantaranya aneka minuman, rokok dan makanan ringan. Produk yang sering dibeli di warung ini adalah rokok dan minuman. Stok produk warung ini didapatkan secara grosir dari agen.
·         PT. Sumber Alfaria Trijaya, tbk. pertama kali ada pada tahun 1989. Pembahasan di bawah ini adalah salah satu cabang dari alfamart. Didirikan saat di daerah itu belum ada minimarket. Letaknya strategis karena dekat dengan perumahan dan juga dipinggir jalan raya. Alfamart banyak menjual produk yang dibutuhkan konsumen dalam berbagai varian mulai dari produk makanan hingga alat-alat kebutuhan rumah tangga. Produk yang paling banyak diminati konsumen di Alfamart adalah makanan ringan.
2.2  ANALISIS DATA
A.    Strategi Bersaing Bisnis Retail

·         Warung Kecil                                                             
Gambar 1.3
Warung kecil tidak memiliki strategi untuk menarik para konsumen. Warung kecil hanya harus pintar memilih tempat untuk membuka warung agar warung tersebut ramai dikunjungi.
·         Alfamart
Alfamart mempunyai strategi bersaing dengan toko ritel lainnya yaitu dengan mengadakan promo-promo yang diadakan setiap bulan bahkan per 3 hari, mereka mengadakan promo-promo baru, seperti Kartu Ponta yaitu kartu member yang mengumpulkan poin setiap belanja dan poin tersebut bisa ditukarkan dengan hadiah.

B.     Target Market
·         Warung kecil
Target market pada warung kecil ini khususnya konsumen rokok karena warung ini lebih banyak menjual produk rokok dan dapat dijual secara eceran.  Anak kecil dan orang yang sedang melewati warung itu juga merupakan target market.



·         Alfamart
Target atau sasaran alfarmart dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Target Geografis ( Letak konsumen berbelanja)
·         Area perumahan
·         Fasilitas publik
·         Gedung Perkantoran
2.      Target Demografi (Siapa yang membeli)
·         Ibu Rumah Tangga
·         Anak-anak
·         Kelas Menengah
3.      Target Psikografi (Alasan berbelanja)
·         Kenyamanan
·         Pelayanan yang ramah
·         Memilih sendiri sebelum membeli

C.    Tujuan Kemitraan
·         Warung kecil                                                                                       Gambar 1.4
Tujuan warung kecil ini dibuka yang pasti untuk mencari laba/keuntungan. Ditambah lokasi warung ini yang strategis dan berada di jalan yang ramai.
·         Alfamart
Sesuai dengan visinya : ” Menjadi jaringan distribusi tetail terkemuka yang memiliki oleh masyarakat luas berorientasi kepada pemberdayaan usaha kecil, memenuhi kebutuhan, harapan konsumen, serta mampu bersaing global.
2.3  KRITERIA PENILAIAN
Perbandingan antara minimarket (Alfamart) dan warung kecil meliputi berbagai macam aspek seperti suasana belanja, pelayanan, harga, dan jenis barang yang dijual. Antara lain, adalah :



A.    SUASANA BELANJA
·         Warung kecil
Suasana berbelanja di warung kecil, konsumen tidak dapat memilih produk yang ingin dibeli dengan leluasa karena konsumen tidak dapat memilih-milih sendiri barangnya, hanya bisa meminta diambilkan produk yang ingin dibeli dengan pemilik warung kecil.

·         Alfamart
Alfamart menawarkan suasana belanja yang nyaman, rata-rata memiliki pendingin udara (AC)  dan kita bisa bebas memilih barang, menyentuh dan mengambilnya.

B.     PELAYANAN
·         Warung kecil
Terkadang kita menemukan warung kosong yang tidak ditunggui. Sehingga konsumen bersusah payah memanggil-manggil pemilik warung. Dan ada juga pemilik warung yang melayani dengan terkantuk-kantuk karena sedang tidur siang.

·         Alfamart
Pelayanan di minimarket dikemas melalui manajemen bisnis waralaba yang professional. Saat kita masuk ke dalam toko disambut senyum dan sapa . Terdapat petugas dengan seragam rapi siap melayani dan membantu mengangkat barang-barang belanjaan.

C.    JENIS BARANG
·         Warung kecil
Di  warung kecil, belum  menjamin semua jenis barang tersedia. Ada barang tetapi umumnya stoknya terbatas. Sehingga konsumen tidak dapat memenuhi kebutuhannya jika produk yang ingin dibeli itu terbatas. Tetapi, warung kecil menyediakan produk sachet atau produk yang lebih kecil ukurannya sehingga kalau konsumen tidak terlalu butuh suatu produk tersebut dalam jumlah besar, ia dapat membeli produk sachet. Dan yang paling sering ditemukan ialah di warung kecil, konsumen perokok dapat membeli rokok hanya 1 atau 2 batang (per batang) sehingga tidak harus membeli satu bungkus.

·         Alfamart
Segala jenis barang kebuuhan sehari-hari lengkap dan stock barang tersebut juga cukup banyak. Tetapi, di Alfamart jarang ada produk sachet sehingga konsumen hanya dapat membeli produk dalam ukuran yang ada di Alfamart itu saja.

D.    HARGA
Untuk masalah harga, menurut hasil analisi kami harga di warung kecil dan minimarket (Alfamart) itu berbeda-beda setiap produknya. Ada suatu produk yang lebih mahal di Alfamart dan ada juga satu produk yang lebih mahal di warung kecil dibanding di Alfamart. Contohnya, harga air mineral di waung kecil rata-rata Rp 3.000 bahkan bisa sampa Rp 5.000 kalau warung tersebut letaknya dekat dengan tempat rekreasi atau ditempat yang jarang ada warungnya. Jadi, harga di warung itu ditentukan si pemilik warung itu sendiri tergantung letak warung tersebut. Tetapi kalau di Alfamart, harga air mineral Rp 2.790 yang lebih murah dibanding harga di warung kecil dan harganya tidak berubah-ubah meskipun letak Alfamart itu dimanapun. Namun, ada juga barang yang lebih murah di warung kecil dibanding Alfamart, contohnya harga Beng-beng (makanan ringan) di warung kecil harganya Rp 1.500 sedangkan di Alfamart, harga Beng-beng tersebut Rp 1.900 jadi untuk masalah harga, menurut analisis kami itu tergantung produk apa yang akan dibeli konsumen.



























BAB III
HASIL PENELITIAN
A.    INTERPRETASI
Pertumbuhan ritel di Indonesia tercermin dengan pesatnya pertumbuhan minimarket sebagai salah satu pasar modern dan ritel di Indonesia. Pada kurun waktu 2002-2006, mini market tumbuh rata-rata 29% per tahun. Gerai-gerai minimarket yang tadinya hanya berjumlah ratusan di tahun 2002 melonjak menjadi ribuan di tahun 2006. Hal ini jelas terlihat dengan bermunculannya gerai-gerai mini market dalam radius setidaknya 500 meter dan kini telah memasuki pemukiman-pemukiman padat bahkan kompleks-kompleks perumahan.
Minimarket atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapakan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkan dari rak-rak dagangan dan membayar dikasir.
Sedangkan warung kelontong yaitu warung yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti sembilan bahan pokok ( sembako ), makanan dan barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti perkamapungan, perumahan dan yang sering ditemui didalam gang. Warung kelontong merupakan pertama kali yang melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket.







     
Gambar 1.5                                                                      Gambar 1.6

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahaan dari minimarket dan warung kelontong sebagai berikut :

·         Keunggulan Minimarket
a)      Menemukan gaya warung dengan bentuk yang menarik
b)      Memiliki keyamanan dalam ruangan dan kebersihan
c)      Pelayanan yang baik terhadap pembeli
d)     Selalu memunculkan promo produk baru
·         Kelemahaan Minimarket
a)      Harga pas tidak bisa tawar menawar
b)      Tidak bisa beli eceran
·         Keunggulan warung kelontong
1.      Bersahabat terhadap pembeli
2.      Harga barang bisa ditawar
3.      Bisa beli eceran
4.      Dapat memenuhi pesan untuk pelanggan
5.      Bisa berutang atau dibayar kemudian
·         Kelemahaan Warung Kelontong
1)      Bentuk warung tidak menarik
2)      Tata letak barang di dalam warung tidak diatur dengan nyaman dan efesien
3)      Tidak selalu memperhatikan dengan keyamanan dan kebersihan
4)      Kurangnya penerangan lampu
5)      Barang tidak lengkap
6)      Kekurangan modal

Analisa Masalah Penelitian

Keberadaan minimarket yang terdapat di mana - mana khususnya di Kota Jakarta merupakan fakta bahwa pasar modern mulai mengacam warung kelontong. Masalah diteliti berdasarkan hasil dari dalam pembahasan studi kasus menggunakan wawancara, dan isi tersebut yaitu:

“Dari salah satu sumber pedagang warung kelontong menceritakan bahwa pada saat sebelum ada minimarket, dagangan terlihat penuh namun pada tahun sekarang barang dagangan mulai sedikit demi sedikit berkurang. Barang yang sehari-hari yang laku terjual hanya rokok, minuman (softdrink), dan makanan ringan.
Minimarket mulai menyerbu daerah perkotaan, kini gilirannya memasuki daerah-daerah di pinggiran kota. Pelayanan, kenyamanan, variasi produk yang beragam, harga yang murah dan berkualitas membuat konsumen tertarik.
Kehadiran minimarket bukan hanya mematikan pasar tradisional, tapi juga toko kelontong. “Bisa dikatakan, minimarket itu telah memberangus omset saya. Semua pelanggan beralih ke minimarket. Yang dulu banyak konsumen yang datang, namun sekarang terasa biasa saja.”
Minimarket merupakan fakta terjadinya persaingan dengan warung kelontong namun ada bebarapa pandangan dari masayarakat sebagai berikut:

·         Kehadiran minimarket memberikan kelebihan dalam berbelaja seperti keyamanan, kebersihan, keamanan dan terutama harga yang lebih murah.
·         Adapun masyarakat yang merasa kecewa dengan munculnya minimarket dimana - mana dan akibatnya terancaman warung kelontong.
Sedangkan analisa warung kecil (kelontong) yang kami teliti :
·         Warung yang dialami barang dagangan mulai kosong dan tidak teratur, kurangnya kebersihan maka mengakibatkan debu kotoran dan ruangan tidak teratur.
·         Barang dagangan terlihat penuh namun ruangan konsumen kurang nyaman.
·         Warung yang dialami dipenuhi dengan barang dagangan namun ruangan konsumen sedikit dan tidak nyaman saat membeli.
·         Ruangan warung sempit dan tidak adanya ruangan untuk konsumen.

Intinya menurut kami di zaman modern seperti ini dengan banyaknya jumlah minimarket di sekitar pemukiman warga serta di pinggir jalan raya. Konsumen akan lebih tertarik untuk berbelanja di minimarket (Alfamart) karena banyak keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh para konsumen dengan berbelanja di Alfamart seperti pelayanannya, suasananya serta harga yang terkadang bisa lebih murah dibanding warung kecil. Letaknya yang strategis juga membuat minimarket lebih dipilih para konsumen. Letaknya mudah ditemukan seperti di pinggir jalan raya, membuat para konsumen pengendara mobil atau motor berbelanja kebutuhan mereka di minimarket karena ada tempat parkirnya sehingga tidak mengganggu pengguna jalan raya lainnya saat berbelanja.
B.     IMPLIKASI

Implikasi dari penelitian kami ialah, dampak langsung dengan banyaknya konsumen yang memilih untuk berbelanja di toko ritel modern atau minimarket membuat warung kecil bisa tersingkir keberadaannya karena semakin banyaknya juga jumlah minimarket yang berkembang. Hal ini membuat perekonomian warga Indonesia bisa semakin memburuk karena bisa mematikan usaha mereka yang membuka wirausaha warung.
BAB IV
KESIMPULAN

Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal mulai dari harga, kemudahan, kualitas produk, bantuan wiraniaga, reputasi, nilai khusus(pelayanan) dan jasa khusus yang ditawarkan. Dengan demikin untukmenentukan rencana bagi perusahaan retail, perusahaan wajib memperhatikan hal-haltersebut.Ada beberapa pemahaman untuk mementukan rencana perusahaan retail,diantaranya ialah pemahaman tentang saluran pemasaran, perilaku konsumen,pesaing, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi, dan pemahaman padalingkungan umum. Salah satu contoh yang diambil oleh Alfamart ialah membuat member (Kartu Ponta) damana setiap member akan mendapatkan keuntungan atas kepersertaannya dalam anggota, seperti potongan harga,undian dan lain-lain.
Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentuyang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya,bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil denganstrateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama ataubahkan lebih baik daripada perusahaan besar.Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, makadapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategipemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang ditengah-tengah persaingannya.














DAFTAR PUSTAKA





http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/11